Sunday, September 23, 2007

Melihat wacana yang ada dan berkembang di tempat q (bojonegoro) sepertinya pilkada tahun ini bakal rame oleh pasangan calon. setiap partai politik lokal yang memenuhi syarat standard ( kuota kursi untuk mengusung 1 pasangan calon berlomba mencoba membawa sendiri pasangan calon yang berangkat dari kendaraan partainya. Jadi mungkin bisa jadi akan ada 3 pasangan calon atau lebih. Tapi bukan hal itu yang pingin q komentari tapi bagaimana di balik terusungnya pasangan calon tersebut.

Untuk dapat diberangkatkan oleh kendaraan partai yang memenuhi syarat bahkan sekedar menumpang aja untuk cari sensasi bukanlah harga murah tetapi sangat mahal. Bahkan semalem ada temen q sekantor yang cerita ada satu pasangan calon yang hanya untuk mendapat rekom dari DPP partai puluhan juta, agar sebuah surat persetujuan melayang untuk dia. Belum lagi proses di internal partai yang lain seperti biaya konvensi yang ratusan juta. Kampanye jika dia lolos dan berhasil dari calon yang nantinya wajah dia dan pasangannya akan tercetak di surat suara untuk pencoblosan. ada bocoran itu sampai puluhan milyard (wow). memang berapa uang kehormatan bupati/wakil bupati nanti jika dia jadi???? apa ia... seimbang?????

Memang sih untuk daftar dan proses di KPU Kabupaten GRATIS, kecuali untuk pemeriksaan calon, dimana KPU Kabupaten Bojonegoro bekerja sama dg RS setempat menetapkan biaya untuk test kesehatan dan narkoba 1.5 jt per orang. Belum lagi trick-trick yang biasa dilakukan oleh tiap-tiap pasangan calon (bagi2 uang lawatan untuk pemilih)/kontrak politik dg pemilih. Singkatnya begitu mahal COST POLITIK di negeri kita ini.

jadi jangan heran ketika bupati/gubernur/atau pimpinan yang lain ketika menjabat banyak keputusan dipertanyakan oleh rakyat, khususnya yang menyangkut proyek. Dan jangan heran ketika tingkat korupsi di negeri ini semakin subur aja. Ya karena waktu proses mereka mendapatkan posisi itu cukup mahalll.

Rakyat diam berarti mengijinkan?????
q menolak jika rakyat diam diartikan seperti itu. memang perlu diakui juga kalo ada beberapa pihak yang menikmati proses semacam itu , ya karena mereka juga menikmati dan mendapat peluang untuk itu. Tapi rakyat yang kebanyakan mereka sebenarnya bukan diam tapi mereka tidak tahu atau bahkan tidak sadar kalo dimanfaatkan seperti itu , dan juga mereka mungkin tidak tahu apa yang musti mereka lakukan. Sebenarnya rakyat menangis dengan melihat tingkah laku para pelaku politik tersebut.

Salah siapa?????????????? Sistem politik yang ada, sistem hukum dan perundang-undangan yang ada, penyelenggara pemilu yang ada????? mana jawaban yang benar?

yang paling dekat adalah sistempolitik di kepertaian mereka sendiri yang memang sangat menyambut terbuka hal semacam itu. Lihat aja untuk pengambilan formulir calon aja tarip yang biasa di bandrol (50 jt - 500 jt) untuk tingkat kabupaten tergantung besar partai. rekom dari pimpinan partai sampai puluhan juta. konvensi yang sampai ratusan juta.
yang kedua adalah perundang-undangan yang ada, dimana masih banyak celah karena undang-undang yang tidak tegas atau memang perundang-undangan itu mereka sendiri(orang2 politik juga yang buat) sehingga mereka dalam menciptakan aturan ya pilih yang menguntungkan paratai dan golongan mereka paling tidak bukan menghambat atau membunuh ereka.

Diaturan Pemilu, Pilkada hal semacam itu sangat jelas terbaca.
Lalu apa solusinya apa kita akan membiarkan itu berlanjut?????
Banyak memang pakar2 politik, akademisi, jurnalis yang sudah cuap2 membahas hal itu dan mencoba memikirkan jalan/langkah apa yang bisa meminimaliskan hal tersebut. Tapi memang hal tersebut sudah mengakar dan membudaya hampir di setiap sudut perilaku politik di negeri kita.

mungkin itu PR dari generasi kit, generasi muda bahwa Korupsi, Kolusi dan Kepartaian masuk dalam kurikulum kita sehingga kita dapat mengenal dan menerjemahkan pilitik dengan baik tahu mana yang bisa menyelamatkan negara atau bahkan yang menghancurkan bahkan membunuh negara ini.

Ada solusi???????tolong diposting disini ya ...temen2...........







No comments:

 
Free Blogger Templates